Luruskan niat sempurnakan ikhtiar akhiri dengan tawakal.

Wednesday 27 February 2013

5 Menit Pertama yang Berkesan

Dalam setiap pembelajaran di dalam kelas seorang guru biasa dengan tahapan-tahapan yang umum dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup. Tahapan ini bisa dilalui dengan baik dan bermakna atau menjadi pengulangan yang membosankan, baik untuk guru itu sendiri apalagi bagi audiencenya yaitu siswa.

Dalam pembukaan pembelajaran biasanya seorang guru melakukan Apersepsi, yaitu mengulang materi pelajaran sebelumnya yang sudah diajarkan, agar setiap siswa mengingat kembali apa-apa yang sudah diajarkan. 

Apersepsi ini menjadi penting, sebagai pembukaan dalam setiap pembelajaran dimulai. Namun bila kita ingin lebih kreatif lagi agar Apersepsi memiliki nilai pembelajaran lebih dan memiliki muatan yang berbeda dan informatif, maka Apersepsi ini bisa disisipi pula dengan cerita motivasi, sekilas info ataupun berita kondisi aktual. Sebagai contohnya penulis selalu memulai pembelajaran di kelas dengan Apersepsi yang berbeda, kadang penulis memulai dengan cerita hikmah, misalnya cerita sahabat nabi SAW. 

Suatu hari, Abdullah bin Umar dan Abdurrahman berpergian menempuh gurun pasir yang tandus. Mereka mulai kehausan dan kelaparan akibat persediaan makanan yang mereka bawa telah habis. Mereka berdoa agar bertemu dengan gembala kambing yang biasanya mengembala di daerah itu. Doa mereka terkabul. Tidak jauh dari tempat itu, ada seorang anak sedang menggembalakan kambing. Mereka pun mendatanginya.

“Assalamu’alaikum, berilah kami segelas susu dari kambingmu karena kami sangat haus,” kata Abdullah. Setelah menjawab salam, anak itu segera memeras susu salah satu kambing. Abdullah dan temannya segera meminumnya.

“Alhamdulillah, semoga Allah membalas kebaikanmu, nak. Sekarang, bolehkah kami membeli seekor kambingmu untuk kami sembelih? Kami sangat lapar.”

“Tuan, kambing-kambing ini bukan milik saya. Majikan saya hanya mengizinkan saya memeras susunya, bukan menjual kambingnya,” kata anak itu. “Dimanakah rumah majikanmu itu?” tanya 

Abdullah. “Ia tinggal jauh dari tempat itu?” tanya Abdullah. “ kalau begitu, juallah kepada kami seekor saja,” kata Abdullah.

“Tetapi, bagaimana kalau majikan saya tahu?” Tanya si gembala. “Katakan pada majikanmu bahwa ada serigala memakan seekor kambing gembalaanmu,” tawar Abdullah.

“Kalau begitu, dimanakan Allah? Allah pasti mengawasiku dan mencatat perbuatanku,” kata anak itu.

Abdullah bin Umar dan temannya sangat kagum akan ketakwaan anak gembal itu. Walaupun usianya masih sangat muda anak itu yakin bahwa Alah selalu mengawasinya dan ia takut kepada Allah. Cerita ini adalah versi literernya, tapi secara lisan penulis sampaikan kurang lebih seperti itu. Dan pesan moral dari cerita tersebut penulis sampaikan kepada siswa bahwa sekecil apapun, perbatan baik atau burukmu pasti tercatat dalam catatan amalmu. Dan diakhirat kelak, kamu harus mempertanggungjawabkannya. Lebih aktual penulis mengajak pada siswa jangan membudayakan mencontek, karena bila terbiasa dengan budaya mencontek maka saat nanti jadi pejabat akan terbiasa melakukan korupsi.

atau dengan sekilas Info ; Tahukah kalian bahwa Thomas Alfa Eddison berhasil membuat bola lampu setelah melakukan eksperimen 1000 kali. Dengan semangat yang dimiliki Thomas Alfa Eddison penulis mengajak pada siswa agar memiliki semangat yang sama, bahwa yang namanya belajar dan terus belajar pasti buahnya manis. Walaupun banyak menghadapi kegagalan, tapi kegagalan dalam belajar adalah wajar dan akan membuahkan hasil yang baik atau kesuksesan. 

Kalau dengan Berita Kondisi aktual, penulis misalnya menceritakan bahwa di Thailand, kini sedang mengahadapi pergolakan politik yang polanya mirip dengan peristiwa Reformasi Indonesia tahun 1998. Dan semua pergerakan tersebut penulis analogikan dengan semua pergerakan dan perlawanan di seluruh dunia. Bahwa setiap pergerakan atau perlawanan tersebut bisa dibenarkan kalau dalam konteks membela kebenaran dan keadilan. Pemerintah yang baik pasti akan didukung oleh rakyatnya, tapi kalau pemerintah yang berkuasa memiliki banyak cacat dan merugikan masyarakat banyak, maka pemerintah tersebut layak utuk digugat, ditolak dan
dilawan, agar system yang baik dan amanah dapat berjalan dengan baik pula, yang berimbas pada kesejahteraan rakyat. 

Penulis menyebutnya Apersepsi seperti itu, 5 menit yang berkesan. Karena setiap kali penulis mengajar di depan kelas, cerita hikmah tersebut, sekilas info, ataupun berita kondisi aktual dapat memotivasi siswa untuk dapat melihat masalah menjadi lebih jernih sambil disisipi cerita hikmah yang menggugah hati dan nalar mereka. 

Sampai disini fungsi guru bukan lagi hanya sebagai pengajar, tapi juga sebagai pendidik. Memberikan inspirasi cerita moral yang membangkitkan motivasi dan inspirasi dalam belajar, menyikapi kondisi aktual dan mengambil sikap.

Bapak/ibu guru mungkin dapat melakukan ini di dalam kelas sebelum memulai pelajaran dan lihat saja interest para siswa ketika kita masuk. Dan memang sejak penulis menemukan metode 5 menit yang berkesan ini, setiap kali penulis masuk kelas, siswa selalu menanyakan cerita apalagi yang akan penulis sampaikan. Apalagi dalam 5 pertama guru masuk kelas merupakan waktu yang efektif dalam memasukkan informasi baru, mereka dalam kondisi siap menyerap.

* Penulis adalah Guru Sejarah, SMA Labschool-Avicenna Cinere.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...