Ini adalah sebuah cerita.,., yang menggambarkan bagaimana kasih sayang
orang tua kepada kita, tapi terkadang banyak yang tidak mensyukurinya.,
*bacanya gak boleh terharu ya, semoga bermanfaat ^^ bagi semuanya...
Seorang
pemuda sebentar lagi akan diwisuda, sebentar lagi dia akan Menjadi
seorang sarjana, akhir dari jerih payahnya selama beberapa tahun di
bangku pendidikan. Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah
showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport,
keluaran terbaru dari Ford. Selama beberapa bulan dia selalu
membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil
itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya
sangat sayang padanya, sehingga dia yakin banget nanti dia pasti akan
mendapatkan mobil itu. Dia pun berangan-angan mengendarai mobil itu,
bersenang-senang dengan teman-temannya, bahkan semua mimpinya itu dia
ceritakan keteman-temannya.
Saatnya pun tiba, siang itu, setelah
wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya. Sang ayah tersenyum, dan dengan
berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga
akan anaknya, dan betapa dia mencintai anaknya itu. Lalu dia pun
mengeluarkan sebuah bingkisan,… bukan sebuah kunci! Dengan hati yang
hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia
membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Al-Qur’an
yang bersampulkan kulit asli, dikulit itu terukir indah namanya dengan
tinta emas. Pemuda itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia
berteriak, “Yaahh… Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang
ayah, ayah belikan Al-Qur’an ini untukku ? ” Lalu dia membanting Alquran
itu dan lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa,
hatinya hancur, dia berdiri Mematung ditonton beribu pasang mata yang
hadir saat itu.
Tahun demi tahun berlalu, sang anak telah menjadi
seorang yang sukses,dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia
berhasil menjadi seorang yang terpandang. Dia mempunyai rumah yang besar
dan mewah, dan dikelilingi istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas.
Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari
wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi
dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk
meyakinkan dia betapa kasihnya pada anak itu.
Sang anak pun
kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang
terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat
mendendam.
Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor
kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum
ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak
satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan
bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya.
Saat melangkah masuk ke rumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat
sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal di situ.
Dia
merasa sangat menyesal telah bersikap jelak terhadap ayahnya. Dengan
bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya,dia menelusuri
semua barang dirumah itu. Dan ketika dia membuka brankas ayahnya, dia
menemukan Alquran itu, masih terbungkus dengan kertas yang sama beberapa
tahun yang lalu.Dengan airmata berlinang, dia lalu memungut Alquran
itu, dan mulai membuka halamannya. Di halaman pertama Alquran itu, dia
membaca tulisan tangan ayahnya, ‘Ayah sangat mencintai dan bangga padamu
nak..”
Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari
bagian belakang Alquran itu. Dia memungutnya,….sebuah kunci mobil! Di
gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil
sport yang dulu dia idamkan ! Dia membuka halaman terakhir
A-Quran
itu,dan menemukan di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya,
namanya tercetak di situ. dan sebuah kwitansi pembelian mobil,
tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.
Dia berlari
menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan
debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena
tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu,
mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia
menghapus debu pada jendela mobil dan melongok ke dalam. bagian dalam
mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas
dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga.
Mendadak
dia menjadi lemas, lalu terduduk di samping mobil itu, air matanya
tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang tak
mungkin diobati……
oh Sedih Sekali.
ReplyDelete