Dalam setiap
pembelajaran di dalam kelas seorang guru biasa dengan tahapan-tahapan
yang umum dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup.
Tahapan ini bisa dilalui dengan baik dan bermakna atau menjadi
pengulangan yang membosankan, baik untuk guru itu sendiri apalagi bagi audiencenya yaitu siswa.
Dalam pembukaan pembelajaran biasanya seorang guru melakukan Apersepsi,
yaitu mengulang materi pelajaran sebelumnya yang sudah diajarkan, agar
setiap siswa mengingat kembali apa-apa yang sudah diajarkan.
Apersepsi ini menjadi penting, sebagai pembukaan dalam setiap pembelajaran dimulai. Namun bila kita ingin lebih kreatif lagi agar Apersepsi memiliki nilai pembelajaran lebih dan memiliki muatan yang berbeda dan informatif, maka Apersepsi
ini bisa disisipi pula dengan cerita motivasi, sekilas info ataupun
berita kondisi aktual. Sebagai contohnya penulis selalu memulai
pembelajaran di kelas dengan Apersepsi yang berbeda, kadang penulis memulai dengan cerita hikmah, misalnya cerita sahabat nabi SAW.
Suatu hari,
Abdullah bin Umar dan Abdurrahman berpergian menempuh gurun pasir yang
tandus. Mereka mulai kehausan dan kelaparan akibat persediaan makanan
yang mereka bawa telah habis. Mereka berdoa agar bertemu dengan gembala
kambing yang biasanya mengembala di daerah itu. Doa mereka terkabul.
Tidak jauh dari tempat itu, ada seorang anak sedang menggembalakan
kambing. Mereka pun mendatanginya.
“Assalamu’alaikum, berilah kami segelas susu dari kambingmu karena kami sangat haus,” kata Abdullah. Setelah menjawab salam, anak itu segera memeras susu salah satu kambing. Abdullah dan temannya segera meminumnya.
“Alhamdulillah,
semoga Allah membalas kebaikanmu, nak. Sekarang, bolehkah kami membeli
seekor kambingmu untuk kami sembelih? Kami sangat lapar.”
“Tuan,
kambing-kambing ini bukan milik saya. Majikan saya hanya mengizinkan
saya memeras susunya, bukan menjual kambingnya,” kata anak itu.
“Dimanakah rumah majikanmu itu?” tanya
Abdullah. “Ia tinggal jauh dari tempat itu?” tanya Abdullah. “ kalau begitu, juallah kepada kami seekor saja,” kata Abdullah.
“Tetapi,
bagaimana kalau majikan saya tahu?” Tanya si gembala. “Katakan pada
majikanmu bahwa ada serigala memakan seekor kambing gembalaanmu,” tawar
Abdullah.
“Kalau begitu, dimanakan Allah? Allah pasti mengawasiku dan mencatat perbuatanku,” kata anak itu.
Abdullah bin
Umar dan temannya sangat kagum akan ketakwaan anak gembal itu. Walaupun
usianya masih sangat muda anak itu yakin bahwa Alah selalu mengawasinya
dan ia takut kepada Allah. Cerita
ini adalah versi literernya, tapi secara lisan penulis sampaikan kurang
lebih seperti itu. Dan pesan moral dari cerita tersebut penulis
sampaikan kepada siswa bahwa sekecil apapun, perbatan baik atau burukmu
pasti tercatat dalam catatan amalmu. Dan diakhirat kelak, kamu harus
mempertanggungjawabkannya. Lebih aktual penulis mengajak pada siswa
jangan membudayakan mencontek, karena bila terbiasa dengan budaya
mencontek maka saat nanti jadi pejabat akan terbiasa melakukan korupsi.
atau dengan
sekilas Info ; Tahukah kalian bahwa Thomas Alfa Eddison berhasil membuat
bola lampu setelah melakukan eksperimen 1000 kali. Dengan semangat yang
dimiliki Thomas Alfa Eddison penulis mengajak pada siswa agar memiliki
semangat yang sama, bahwa yang namanya belajar dan terus belajar pasti
buahnya manis. Walaupun
banyak menghadapi kegagalan, tapi kegagalan dalam belajar adalah wajar
dan akan membuahkan hasil yang baik atau kesuksesan.
Kalau dengan
Berita Kondisi aktual, penulis misalnya menceritakan bahwa di Thailand,
kini sedang mengahadapi pergolakan politik yang polanya mirip dengan
peristiwa Reformasi Indonesia tahun 1998. Dan
semua pergerakan tersebut penulis analogikan dengan semua pergerakan
dan perlawanan di seluruh dunia. Bahwa setiap pergerakan atau perlawanan
tersebut bisa dibenarkan kalau dalam konteks membela kebenaran dan
keadilan. Pemerintah yang baik pasti akan didukung oleh rakyatnya, tapi
kalau pemerintah yang berkuasa memiliki banyak cacat dan merugikan
masyarakat banyak, maka pemerintah tersebut layak utuk digugat, ditolak
dan
dilawan, agar system yang baik dan amanah dapat berjalan dengan baik pula, yang berimbas pada kesejahteraan rakyat.
Penulis menyebutnya Apersepsi seperti itu, 5
menit yang berkesan. Karena setiap kali penulis mengajar di depan
kelas, cerita hikmah tersebut, sekilas info, ataupun berita kondisi
aktual dapat memotivasi siswa untuk dapat melihat masalah menjadi lebih
jernih sambil disisipi cerita hikmah yang menggugah hati dan nalar
mereka.
Sampai disini
fungsi guru bukan lagi hanya sebagai pengajar, tapi juga sebagai
pendidik. Memberikan inspirasi cerita moral yang membangkitkan motivasi
dan inspirasi dalam belajar, menyikapi kondisi aktual dan mengambil
sikap.
Bapak/ibu guru mungkin dapat melakukan ini di dalam kelas sebelum memulai pelajaran dan lihat saja interest
para siswa ketika kita masuk. Dan memang sejak penulis menemukan metode
5 menit yang berkesan ini, setiap kali penulis masuk kelas, siswa
selalu menanyakan cerita apalagi yang akan penulis sampaikan. Apalagi
dalam 5 pertama guru masuk kelas merupakan waktu yang efektif dalam
memasukkan informasi baru, mereka dalam kondisi siap menyerap.
* Penulis adalah Guru Sejarah, SMA Labschool-Avicenna Cinere.
No comments:
Post a Comment